Antara Anemia dan Kenangan Lama, Ternyata Maltofer Solusinya!

No comments
Maltofer
Antara Anemia dan Kenangan Lama, Ternyata Maltofer Solusinya. Pic by Farida Asadi.

Anemia dan kenangan lama, dua hal yang masih saja saya ingat sampai saat ini. Entah sudah berapa kali saya datang ke puskesmas, klinik hingga rumah sakit dan setelah saya diperiksa oleh dokter ternyata saya terkena anemia?

Lalu apa sih itu anemia? Menurut Wikipedia Indonesia, anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah normal. Jadi dapat disimpulkan kalau anemia artinya kekurangan darah.

Saya kira yang memiliki risiko tinggi terkena anemia itu hanya wanita dewasa saja. Dan dugaan saya salah karena ibu hamil, anak-anak dan manula pun memiliki risiko tinggi terkena anemia.

Saya menyadari kalau saya terkena anemia pada saat akhir tahun 2012 tepat saat saya masih menjadi siswi magang di area ruko daerah Kaliwungu.  Saat itu saya sedang menstruasi dan saya terkena anemia sehingga saya tidak bisa berangkat magang dan harus istirahat total selama dua hari.

Saya kira kalau sudah pernah terkena anemia maka tidak akan terkena anemia lagi, namun dugaan saya itu ternyata salah. Dan saya terkena anemia lagi di tahun 2015 sehingga saya harus istirahat total di rumah selama tujuh hari. Padahal saat itu saya masih menjadi kuli pabrik di Semarang dan saya merasa sedih ketika selama tujuh hari lamanya itu saya tidak bisa berangkat kerja.

Kenangan lama tentang saya harus istirahat total saat mengalami anemia itu membuat saya merasa sedih hingga akhirnya saya berusaha agar tidak terkena anemia lagi. Sudah beberapa kali terkena anemia membuat saya mulai hafal dengan gejala-gejala anemia. Lalu apa saja nih gejala-gejala dari anemia? Berikut ini adalah beberapa gejala anemia yang pernah saya alami yaitu,

1. Mudah Lelah

Awalnya saya kira saya hanya mengalami kecapekan saja ketika saya harus berangkat selama satu bulan penuh tanpa ada hari libur saat magang. Padahal kadang-kadang saat di tempat magang itu saya tidak melakukan pekerjaan yang berat karena saya hanya di bagian penjualan komputer saja. Ternyata hal yang menyebabkan saya mudah lelah adalah anemia. Dan di situlah saya merasa sedih.

2. Menurunnya Prestasi di Sekolah dan Menurunnya Kinerja di Tempat Kerja

Ternyata menurunya nilai-nilai pada mata pelajaran tertentu setelah saya selesai magang merupakan suatu hal buruk karena ternyata hal tersebut merupakan pertanda saya mengalami anemia.

Saat saya bekerja pun saya harus merasa kecewa karena harus istirahat total selama satu minggu lamanya maka di hari berikutnya saya harus pindah bagian kerja dan menyesuaikan lagi dengan lingkungan baru di bagian baru dan hal ini merupakan menurunnya kinerja saya di tempat kerja.

3. Menurunya Sistem Kekebalan Tubuh

Saya kira jika saya sakit adalah karena efek dari cuaca yang buruk. Ternyata tak hanya itu saja, karena sistem kekebalan tubuh menurun adalah akibat dari anemia. Pantas saja saya sering kali sakit flu walaupun kadang saya tidak kehujanan.

Setelah tahu gejalanya, lalu apa saja solusinya agar anemia tidak lagi menghantui saya? Tentu saja saya konsultasi dengan dokter tentang anemia dan bagaimana cara yang paling tepat untuk tidak terkena anemia lagi.

Dan saya akhirnya mengetahui cara yang tepat agar tidak terkena anemia yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging sapi, daging ayam, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Karena selama 22 tahun ini saya hidup di daerah pertanian sayur bayam maka agar kebutuhan saya akan zat besi bisa terpenuhi maka saya sering memasak dan mengkonsumsi sayur bayam.

Lalu apakah sobat sudah tahu apa itu zat besi? Zat besi itu zat yang terkandung dalam besi atau gimana ya? Oh, tidak. Tentu saja bukan itu. Menurut Wikpedia Indonesia, zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah.

Perlu kalian ketahui juga nih sobat bahwa kekurangan zat besi adalah kekurangan gizi yang paling umum di seluruh dunia yang hampir mempengaruhi 3 miliar orang.

Membahas zat besi maka saya jadi teringat dengan acara yang saya ikuti pada hari Minggu yang lalu tanggal 31 Maret 2019 di Noormans Hotel Semarang. Acara ini adalah acara #maltoferwomancommunity yang mengulas tentang peran penting zat besi dalam 1000 hari kehidupan pertama (golden age) nan cemerlang dengan narasumber dr. Hartono, Sp.A.

Walaupun belum menikah tapi acara ini menurut saya penting karena profesi saya saat ini menjadi seorang baby sitter memerlukan ilmu seputar gizi yang baik untuk anak-anak.

Bergegaslah saya hari itu untuk segera menuju ke Noormans Hotel Semarang agar saya tidak terlambat. Setelah saya masuk maka saya harus mengisi daftar hadir terlebih dahulu dan antri untuk mengikuti cek HB. Agak deg-degan sih sebenarnya saat cek HB kala itu karena saya lumayan sering terkena anemia. Tapi akhirnya saya merasa lega karena setelah dicek ternyata HB saya normal yaitu 18.

Setelah  selesai cek HB maka saya berfoto terlebih dahulu di booth foto yang sudah disediakan. Setelah itu saya masuk ke ruangan yang diperuntukkan untuk acara tersebut dan kebahagiaan lagi karena di acara ini saya bisa berjumpa lagi dengan kakak-kakak dan rekan blogger member Gandjel Rel.

Yang paling saya tunggu adalah saat dr. Hartono, Sp. A menyampaikan tentang peran penting zat besi dalam 1000 hari kehidupan pertama (golden age) nan cemerlang. Dan saya pun baru tahu kalau ternyata 1000 hari pertama kehidupan itu dimulai saat sel telur bertemu dengan sel sperma sampai bayi berusia 2 tahun.

Ada juga beberapa hal yang baru saya ketahui yaitu efek anemia yang terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan seperti penurunan IQ dan kemampuan akademis di sekolah, gangguan perilaku sosio-emosional, fungsi motorik yang buruk, dan penurunan perkembangan otak akan bersifat permanen sampai remaja.

Sayangnya mengajak anak-anak untuk suka mengkonsumsi sayuran hijau agar tidak terkena anemia ternyata susah sekali. Untungnya melalui acara ini saya tahu produk suplemen zat besi yang bisa dikonsumsi segala usia yaitu #maltofer.

Lalu apa itu Maltofer?  Maltofer adalah produk suplemen zat besi dari #combiphar. Maltofer ini memiliki kandungan zat besi jenis Iron (III) Polymaltose Complex yang diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tidak menimbulkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung dan susah BAB. Maltofer ini aman dikonsumsi bersama dengan makanan dan minuman karena Iron Polymaltose Complex tidak bereakasi dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi  (body friendly iron).

Selanjutnya adalah sesi sharing bersama Mbak Ika Puspita yang merupakan blogger perempuan dari kota Semarang yang menceritakan seputar pengalaman anak laki-laki Mbak Ika yang terkena anemia dan ternyata anak Mbak Ika mengkonsumsi Maltofer agar masalah anemia bisa teratasi.

Dan saya merasa senang sekali karena bisa ikut serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat seputar 1000 hari pertama kehidupan, anemia, zat besi dan Maltofer melalui acara ini. Dan ada beberapa hal yang membuat saya suka dengan Maltofer yaitu,

1. Maltofer Memiliki Rasa Cokelat yang Enak

Awalnya saya kira Maltofer ini rasanya pahit tapi ternyata dugaan saya salah karena Maltofer ini rasanya manis dan memiliki rasa coklat. Jadi bisa disimpulkan kalau Maltofer ini cocok untuk orang-orang yang sering kekurangan zat besi seperti saya ini. Apalagi saya adalah pecinta cokelat jadi produk Maltofer ini adalah produk favorit saya.

2. Maltofer Tersedia Dalam  4 Macam Produk

Maltofer memiliki 4 macam produk yaitu Maltofer Fol yang diperkaya dengan asam folat untuk ibu hamil, Maltofer Chew tablet kunyah IPC pertama di Indonesia untuk segala usia, Maltofer Syrup isi 150 ml dengan kandungan 1 ml = 10 mg Fe untuk anak-anak dan dewasa serta Maltofer Drops kemasan tetes 30 ml untuk bayi dan anak-anak.

3. Maltofer Bisa Dibeli Melalui Toko Online

Saya kadang merasa jengkel apabila ingin membeli sesuatu yang saya butuhkan tapi ternyata di kota tempat saya tinggal (Kendal) tidak ada yang menjual sesuatu yang saya butuhkan saya tersebut hingga akhirnya saya harus ke Semarang untuk membeli sesuatu yang saya inginkan tersebut.

Saya pun pergi ke apotik terdekat dari rumah saya untuk membeli Maltofer karena kakak ipar saya terkena anemia dan saya merasa kecewa karena di apotik tersebut belum menyediakan Maltofer. Saya pun akhirnya mencari info Maltofer di toko-toko online populer. Dan akhirnya saya menemukan Maltofer melalui Bukalapak dan Shopee.

Nah, itulah sedikit cerita saya seputar anemia, kenangan lama, zat besi, 1000  hari kehidupan pertama dan Maltofer. Untuk sobat yang ingin dapat info terbaru dari Maltofer maka bisa like Maltofer Indonesia di Facebook dan bisa mengikuti @maltoferid di Instagram. Bisa juga membuka microsite Maltofer di www.maltofer.combiphar.com

No comments