Workshop and Soft Opening Batik Jayakarta Semarang

No comments

Halo, Teman Jalan!

Kain apa yang paling kalian sukai sobat? Kalau saya sih ya tentu saja kain batik. Sejak masih orok alias ketika saya masih bayi, setiap harinya saya memakai kain batik kala itu.

Kalau di kampung saya kain batik berukuran panjang tersebut diberi nama "TAPIH" atau "JARIK". Ketika kelas 1 SD, itulah untuk pertama kalinya saya memakai kain batik dengan kebaya dalam rangka memperingati hari Kartini. Ketika kelas 4 SD saya juga belajar membuat batik celup ikat yang ternyata prosesnya cukup mudah.

Pengalaman pertama yang tak terlupakan sampai sekarang adalah ketika kelas 2 SMP, saya mendapatkan tugas mata pelajaran Seni Budaya untuk membuat batik cap dan batik tulis. Dalam proses pembuatan batik memang butuh kesabaran ekstra terutama untuk pembuatan batik tulis.

Kalau membuat batik cap sangatlah mudah dan praktis karena kita tak perlu menggambar motif batik lagi. Proses pembuatan batik cap yaitu kita hanya tinggal menggunakan cetakannya saja untuk membuat motif batik dan itu lebih praktis dan menghemat waktu.

Menginjak bangku SMK, saya juga sering memakai batik dalam setiap kesempatan. Mulai dari acara peringatan hari Kartini sampai acara wisuda. Ah, ya batik memang selalu ada dalam setiap keseharian saya. Apalagi seragam organisasi remaja di kampung saya juga selalu menggunakan batik.

Berawal dari info yang saya dapatkan dari WAG Gandjel Rel, saya akhirnya menghadiri acara workshop and soft opening Batik Jayakarta Semarang tepatnya di Jalan Dr. Cipto No. 172 Semarang pada tanggal 1 Mei 2018.

Karena saya memang mencintai batik jadi saya memutuskan untuk mengikuti acara ini. Butuh waktu yang lama hingga akhirnya saya menemukan lokasinya sampai muter-muter lebih dari lima kali di area Jalan Dr. Cipto Semarang ini.

Owner Batik Jayakarta Semarang mengatakan kalau batik itu masih identik dengan orang tua, beli di pasar dan tawar-menawar. Batik Jayakarta Semarang ingin mengubah pandangan tersebut karena batik bisa dipakai siapa saja tanpa ada batasan usia baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.

Membeli batik di pasar seringkali kita harus menawar dan kalau tidak pandai menawar kita akan "KEBLONDROK"(kalau kata orang Jawa ya begitu). Maka, Batik Jayakarta Semarang memberikan harga batik yang pas sesuai kualitasnya dan tidak ada proses tawar-menawar.

Selain itu, di setiap batik yang ada di Batik Jayakarta Semarang disertai name tag nama batik beserta keterangannya sehingga kita sebagai pembeli batik akan tahu segala hal mengenai batik tersebut.

Batik-batik di Jawa Tengah juga memiliki beragama corak dan motif yang unik dan menarik seperti Batik Solo, Batik Pekalongan, Batik Lasem, Batik Tegal, Batik Kebumen, Batik Banyumas dan yang lainnya. Saya setuju sekali ketika Owner Batik Jayakarta Semarang mengatakan bahwa Batik akan selalu eksis selama Indonesia ada.

Owner Batik Jayakarta Semarang juga berbagi tips seputar bisnis. Owner Batik Jayakarta Semarang mengatakan kalau kunci bisnis yang sukses adalah passion dan team work. Owner Batik Jayakarta Semarang mengatakan kalau nantinya di lantai 2 Batik Jayakarta Semarang ini akan ada space khusus untuk workshop membatik, merajut dan yang lainnya.

Acara selanjutnya adalah workshop memakai kain batik tanpa dijahit dan tanpa tali yang diisi oleh Komunitas Diajeng Semarang. Saya baru tahu kalau ternyata kain batik bisa dengan mudah dibentuk menjadi rok lilit, celana, bahkan sampai baju (outer) tanpa dijahit dan tanpa tali. Keren banget kan?

Terimakasih Komunitas Diajeng Semarang yang sudah berbagi tips menggunakan kain batik yang bermanfaat sekali untuk saya. Acara selanjutnya adalah potong tumpeng dan makan bersama. Ah, rasanya saya sangat bahagia dapat inspirasi dan ilmu baru seputar batik.

Terimakasih banyak Batik Jayakarta Semarang atas undangannya. Semoga Batik akan selalu jaya. Semoga bukan hanya saya saja yang mencintai batik tapi seluruh rakyat Indonesia akan senantiasa mencintai batik. Kalau sobat biasanya memakai batik untuk acara apa?

No comments